Review Jurnal Pemilihan Katalis yang Ideal



Nama                  : Nurulita Rahayu
NIM                      : 41614010031
Jurusan              : Teknik Industri

Review Jurnal

1.   Judul
Pemilihan Katalis yang Ideal

2.   Penulis
Dewi Yuanita Lestari, Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY)

3.   Sumber Jurnal
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012

4.   Abstraksi
Kajian ini ditujukan untuk mempelajari pemilihan katalis yang ideal. Penggunaan katalis dalam berbagai reaksi kimia maupun proses industri semakin meningkat. Pemilihan katalis yang tepat tentunya akan mengakibatkan hasil yang maksimal. Kriteria pertama yang dilihat dalam pemilihan katalis biasanya adalah aktivitas dan selektivitas katalis. Selain kriteria tersebut beberapa hal perlu diperhatikan dalam pemilihan katalis antara lain: stabilitas katalis dalam kondisi operasi yang dipengaruhi oleh peracunan katalis pengotor dalam umpan, deaktivasi katalis oleh satu atau lebih produk, hilangnya aktivitas akibat penguapan, hilangnya aktivitas akibat transformasi kristalografi. Selain itu perlu juga diperhatikan terkait dengan legalitas katalis yang menyangkut hak paten. Dalam pemilihan katalis hendaknya dihindari penggunaan katalis yang sulit ditemukan dan atau yang harganya mahal karena hal tersebut menyebabkan biaya proses juga menjadi mahal. Katalis logam biasanya diembankan pada suatu padatan pengemban(support) sehingga pemilihan padatan pengemban yang optimum. Kriteria pemilihan pengemban antara lain meliputi: stabilitas pengemban, sifat inert pengemban, biaya, legalitas terkait hak paten. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa untuk suatu reaksi yang sama, hasil reaksi bervariasi tergantung pada jenis katalis yang digunakan.

5.   Tujuan penelitian
Untuk mengetahui pemilihan katalis yang ideal untuk berbagai reaksi kimia yang terlibat dalam kegiatan industri agar hasil yang dicapai optimal

6.   Implikasi Teori dan Review Penelitian Terdahulu
Katalis merupakan zat yang ditambahkan dalam sistem reaksi untuk mempercepat reaksi. Katalis dapat menyediakan situs aktif yang befungsi untuk mempertemukan reaktan dan menyumbangkan energi dalam bentuk panas sehingga molekul pereaktan mampu melewati energi aktivasi secara lebih mudah. Karena fungsinya yang sangat penting, maka penggunaan katalis menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam berbagai industri. Kebutuhan akan katalis dalam berbagai proses industri cenderung mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena proses kimia yang menggunakan katalis cenderung lebih ekonomis.
Dalam mempercepat laju reaksi, katalis bersifat spesifik. Artinya suatu katalis dapat mempercepat pada reaksi tertentu saja tidak pada semua reaksi kimia. Contohnya, suatu katalis A mampu mempercepat laju reaksi pada reaksi hidrogenasi namun kurang baik jika digunakan pada reaksi oksidasi. Hal tersebut terikat erat dengan sifat fisika dan sifat kimia katalis. Dalam reaksi yang sama terdapat beberapa kemungkinan jenis material yang dapat digunakan dalam proses reaksi tersebut. Misalnya dalam reaksi hidrogenasi dapat digunakan katalis Fe, Co, Ni (Le Page, 1987).
Kemampuan suatu katalis dalam mempercepat laju reaksi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi performa katalis antara lain adalah sifat fisika dan kimia katalis; kondisi operasi seperti temperatur, tekanan, laju alir, waktu kontak; jenis umpan yang digunakan; jenis padatan pendukung yang digunakan. Katalis yang dipreparasi dengan cara yang berbeda akan menghasilkan aktivitas dan selektivitas yang berbeda (Rieke dkk, 1997). Kemampuan suatu katalis dalam suatu proses biasanya diukur dari aktivitas dan selektivitasnya. Aktivitas biasanya dinyatakan dalam persentase konversi atau jumlah produk yang dihasilkan dari jumlah reaktan yang digunakan dalam waktu reaksi tertentu. Sedangkan selektivitas adalah ukuran katalis dalam mempercepat reaksi pada pembentukan suatu produk tertentu.
Karena ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja katalis dalam mempercepat laju reaksi, maka perlu dilakukan pemilihan katalis secara cermat sebelum menggunakan katalis dalam suatu proses tertentu. Pemilihan katalis yang tepat dalam suatu proses dapat menyebabkan proses yang diinginkan memiliki hasil yang optimal. Sedangkan pemilihan katalis yang tidak tepat dapat menyebabkan proses menjadi kurang efisien sehingga akibatnya juga menjadi kurang ekonomis. Bahkan pemilihan katalis yang tidak tepat bisa juga menyebabkan adanya efek toksisitas yang berbahaya ataupun dapat mencemari lingkungan.

7.   Hipotesis Penelitian
o   Kriteria yang dilihat dalam pemilihan katalis adalah aktivitas dan selektivitas katalis.
o   Ketidaksesuaian dalam pemilihan katalis dapat menyebabkan efek toksisitas

8.   Metodologi Penelitian
Pengumpulan data dengan cara studi pustaka dari berbagai sumber dan interpretasi data untuk membuktikan hipotesis.

9.   Hasil Penelitian
Hipotesis 1. Kriteria pertama yang dilihat dalam pemilihan katalis biasanya adalah aktivitas dan selektivitas katalis. Selain kriteria tersebut beberapa hal perlu diperhatikan dalam pemilihan katalis antara lain: stabilitas katalis dalam kondisi operasi yang dipengaruhi oleh peracunan katalis pengotor dalam umpan, deaktivasi katalis oleh satu atau lebih produk, hilangnya aktivitas akibat penguapan, hilangnya aktivitas akibat transformasi kristalografi. Selain itu perlu juga diperhatikan terkait dengan legalitas katalis yang menyangkut hak paten. Dalam pemilihan katalis hendaknya dihindari penggunaan katalis yang sulit ditemukan dan atau yang harganya mahal karena hal tersebut menyebabkan biaya proses juga menjadi mahal.
Dalam melangsungkan suatu reaksi katalitik tidak hanya jenis katalis saja yang perlu mendapat perhatian. Analisis terhadap reaksi katalitik sangat perlu untuk dilakukan. Analisis ini dapat meliputi:
1.   Umpan yang digunakan. Sangat perlu untuk melihat produsen(sumber industri) yang memproduksi bahan umpan tersebut karena akan menentukan dalam hal konsentrasi, jenis reaksi yang dilakukan dalam proses sintesisnya, keberadaan zat pengotor baik yang bersifat inert maupun bersifat racun. Salah satu contohnya adalah pada umpan dari oleochemical. Sejumlah kecil organosulfur merupakan pengotor dalam bahan baku oleochemical yang dapat mengakibatkan deaktivasi katalis tembaga yang digunakan untuk hidrogenolisis ester menjadi fatty alcohol. Brand et al. (1999) mempelajari deaktivasi katalis Cu/SiO2 dan Cu/ZnO/SiO2 akibat adanya sulfur pada hidrogenolisis metil palmitat dalam fasa cair. Laju deaktivasi sangat cepat dan meningkat sebagai fungsi keberadaan komponen sulfur sebagai berikut: octadecanethiol ≈ dihexadecyl disulfide < benzyl isothiocyanate < methyl p-toluene sulfonate < dihexadecyl sulfide < di-benzothiophene. Proses deaktivasi berlangsung dengan cepat karena terbentuk sulfida pada permukaan selama kondisi proses hidrogenolisis. Umur katalis yang menggunakan seng sebagai promoter adalah dua kali lebih lama dibandingkan dengan katalis Cu/SiO2. Hal ini terjadi karena terbentuknya seng sulfida pada permukaan katalis.
2.   Produk yang diinginkan yang meliputi kemurnian, spesifikasi komposisi
3.   Mekanisme yang mungkin terjadi berdasarkan data yang tersedia dari penelitian terdahulu. Mekanisme ini tidak hanya enyangkut reaksi utama tetapi juga menyangkut reaksi samping yang harus dihindari.
4.   Kompilasi data termodinamika yang berkaitan dengan perkiraan mekanisme reaksi
5.   Evaluasi ekonomi yang menyeluruh dalam hal umpan, harga produk, perbandingan antara ongkos dan harga, tingkat minimal aktivitas dan selektivitas yang dibutuhkan untuk proses yang ekonomis (Le Page, 1987).
Hipotesis 2. Toksisitas katalis adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan katalis. Meskipun suatu katalis memiliki aktivitas dan selektivitas yang tinggi dalam suatu proses namun bila bersifat toksik hendaknya penggunaannya dihindari agar tidak membahayakan. Atau dapat dikatakan bahwa terus perlu dikembangkan penggunaan katalis lain yang aktivitas serta selektivitasnya tinggi tetapi tidak bersifat toksik. Salah satu contohnya adalah katalis yang biasa digunakan dalam hidrogenasi ester yaitu Cu-Cr

10.  Kesimpulan dan Temuan
Pemilihan katalis merupakan langkah yang penting untuk memperoleh hasil yang optimal dalam suatu proses. Dalam suatu reaksi yang sama, hasil reaksi bervariasi tergantung pada jenis katalis yang digunakan. Oleh karena itu dalam memilih katalis untuk digunakan dalam suatu proses hendaknya tidak sekedar melihat aktivitas dan selektivitasnya saja tetapi juga berbagai hal lain seperti toksisitas, stabilitas katalis dalam kondisi operasi, nilai ekonomi, aspek legalitas. Untuk dapat memilih katalis yang tepat diperlukan penelusuran referensi dan analisis yang tepat.

11.  Saran untuk Riset Selanjutnya
          Agar riset menunjukkan hasil yang lebih akurat dalam penentuan katalis yang tepat, mungkin dapat dikembangkan dengan beberapa penelitian melalui beberapa eksperimen terhadap katalis yang akan di uji dan dampaknya pada bahan yang akan diuji. Sifat katalis yang selektif terhadap suatu zat berbeda beda, oleh karena itu diperlukan penelitian lebih lanjut agar mengetahui kecocokan katalis dan optimasi kerja katalis terhadap suatu reaksi kimia.

0 komentar:



Posting Komentar